Assalamualaikum Wr.
Wb...
Perkenalkan nama saya
Reza Azis Saputra, akan sedikit menguraikan ringkasan materi dari buku yang
berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People” karya Stephen R. Covey.
Setiap manusia pasti
memiliki kebiasaan, kebiasaan itu bisa terpetakan dalam dua hal, yakni
kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Stephen R. Covey dalam bukunya yang
berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People” memaparkan kepada pembacanya
ada 7 kebiasaan manusia yang bisa dipraktikkan agar hidup bisa lebih produktif
dan efektif.
Kebiasaan
1 : Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif
adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya
bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang,
maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan
prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang
proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban,
untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain.
Contoh dalam kehidupan
: sikap yang ditunjukkan oleh para aktivis lingkungan hidup untuk membersihkan
sampah di sungai. Ini merupakan sikap proaktif untuk menjaga lingkungan agar
sampah tidak menumpuk di sungai yang dapat mengakibatkan banjir.
Contoh dalam
keperawatan : seorang perawat yang mengganti balutan kotor dengan yang bersih
pada pasien yang mengalami luka fisik. Dalam kondisi seperti ini perawat harus
harus tanggap, sabar, dan penuh perhatian terhadap pasiennya. Karena tanggung
jawab seorang perawat di sini untuk melindungi luka dari infeksi/kontaminasi
dan untuk meningkatkan penyembuhan lukanya. Jika perawatnya menganggap kondisi
ini sepele dan penanganannya terlambat, bukan tidak mungkin justru luka yang
dialami pasien bertambah parah.
Kebiasaan
2 : Merujuk pada Tujuan Akhir
Didasarkan oleh
imajinasi, kemampuan untuk melihat sesuatu yang ada dipikiran Anda yang belum
dapat dilihat oleh mata Anda. Ketika seseorang membayangkan sesuatu yang
positif dan bergerak ke arah kesuksesan, biasanya orang itu akan mendapatkan
apa yang ada di pikirannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari
penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga,
atau organisasi. Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi
keputusan-keputusan lainnya.
Contoh dalam kehidupan
: berdasarkan pengalaman saya dulu. Contoh kecilnya saya dulu ingin sekali
mempunyai peliharaan burung lovebird, saya tidak terlalu berani untuk meminta
uang kepada orang tua saya, karena harga burung tersebut memang lumayan mahal
dibandingkan dengan jenis burung peliharaan yang lain. Alhasil alternatif
solusinya yakni dengan menyisihkan uang jajan saya untuk di tabungkan. Setelah
uang tabungan tersebut terkumpul banyak, saya belikan burung keinginan saya.
Nah jadi di sini kaitannya dengan kebiasaan ke-2 yaitu, saya rela
menyisihkan/mengurangi penggunaan uang jajan saya, demi mewujudkan memiliki
hewan peliharaan keinginan saya.
Contoh dalam
keperawatan : sebagai seorang perawat yang profesional sejatinya memandang
klien sebagai manusia secara total, dimana ada keterkaitan antara fisik,
pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks, dan lingkungan. Dengan
memahami kondisi dari semua aspek klien tersebut, seorang perawat tentunya
harus bisa memenuhi kebutuhan dari semua aspek itu, karena semua bentuk praktik
keperawatan tujuannya adalah membantu kesembuhan klien secara menyeluruh.
Kebiasaan
3 : Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama
adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya
mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental
(tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda).
Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan.
Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting,
entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang
utama.
Contoh dalam kehidupan
: contoh kecilnya di saat jatah uang biaya hidup saya menipis. Pada saat itu
saya ingin sekali membeli camilan sementara persediaan beras sudah hampir
habis. Kalau saya membeli camilan takutnya uang saya tidak cukup untuk membeli
beras. Sebenarnya saya mau sekali membeli camilan kesukaan saya itu, namun
kalau saya membeli camilan itu otomatis uang untuk membeli beras dan temannya
tidak akan cukup. Jadi karena beras itu makanan pokok, terpaksa uang tersebut
saya pergunakan untuk membeli beras.
Contoh dalam
keperawatan : seorang perawat dengan terpaksa menunda pelayanan terhadap klien
untuk sejenak, karena perawat memprioritaskan dulu klien yang mengalami masalah
yang gawat dan darurat.
Kebiasaan
4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang
adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan
pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang
artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir
(kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir
secara saling tergantung dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir
menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing
individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir
menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
Contoh dalam kehidupan
: saya mau belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket, tapi pada saat itu saya
lagi malas jalan karena ke jarak ke minimarket itu lumayan jauh. Pada waktu itu
saya didatangi teman saya, dia meminta saya untuk mengantarnya mengambil uang
di ATM dengan menggunakan sepeda motor. Kebetulan sekali ATM yang dia tuju
berdampingan dengan minimarket yang saya tuju. Kemudian dengan senang hati kami
berdua berangkat bersama-sama mengendari sepeda motor.
Contoh dalam
keperawatan : seorang perawat senior membantu atau memberikan arahan kepada
perawat junior yang mengalami ketidakmengertian atas intruksi dokter untuk
melayani klien karena kurang berpengalaman. Dari sini kita bisa mengambil
hikmahnya secara tidak langsung kalau perawat seniornya membantu perawat junior
secara tulus, maka insyaallah perawat senior mendapatkan pahala, serta di satu
sisi lagi reputasi perawat di mata klien akan baik. Karena bukan tidak mungkin
kalau tidak dibantu oleh perawat senior, pelayanan perawat junior bisa tidak
sesuai, dan dapat menimbulkan permasalahan.
Kebiasaan
5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan
dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai
komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami,
mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk
berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Contoh dalam kehidupan
: berdasarkan pengalaman saya di kelas saat KBM. Ketika dosen sedang ceramah
ataupun mahasiswa sedang presentasi, ada saja segelintir mahasiswa yang tidak
memperhatikan/memahami apa yang sedang disampaikan di depan. Mereka sibuk
dengan main handphone dan ada juga yang mengobrol. Dari contoh masalah ini
menunjukkan contoh yang bertentangan dengan kebiasaan yang ke-5.
Contoh dalam
keperawatan : ketika seorang perawat dihadapkan dengan masalah dari klien yang
protes. Salah satu cara yang baik yaitu dengan menerima sikap kritis klien dan
mencoba memahami klien dalam sudut pandangnya. Misalnya perawat tetap bersikap
bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau atau diagnosanya
mungkin salah.
Kebiasaan
6 : Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan
alternatif ketiga, bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih
baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaanperbedaan yang
ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang.
Contoh dalam kehidupan
: ketika dalam mengerjakan tugas kelompok. Pada saat mendapatkan tugas kelompok
dengan batas waktu penyelesaian yang relatif sebentar, peran dari setiap
anggota kelompok sangat dibutuhkan. Dengan waktu yang singkat anggota kelompok
membagi-bagi tugas, ada yang mencari materi dan ada yang meyusun tugasnya. Dengan
kerja sama meskipun dengan waktu yang sebentar tugas bisa diselesaikan dengan
baik.
Contoh dalam
keperawatan : misalnya ketika perawat mau melakukan operan. Perawat yang yang
diganti atau mengganti jaga berdiskusi dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah, dan
yang belum dilaksanakan serta hal-hal penting yang lainnya yang perlu
dilimpahkan. Dengan menjalin hubungan kerja sama yang baik dan bertanggung
jawab antar anggota tim perawat, permasalahan klien dapat diatasi dengan baik
dan ringan.
Kebiasaan
7 : Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah
soal memperbaharui diri terus-menerus (memaksimalkan kemampuan yang kita milki)
dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan
rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan
kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya.
Contoh dalam kehidupan
: ada anak yang ingin mengikuti kompetensi bernyanyi, tetapi tidak mempunyai
bakat bernyanyi. Meskipun tidak punya bakat bernyanyi tetapi kalau anak itu
punya niat yang sungguh-sungguh, peluang menjadi penyanyi yang baik tentu ada.
Caranya yaitu dengan mengikuti les vokal dan melatih secara rutin atau terus
menerus, dan tentunya perlu dukungan dari orang tuanya.
Contoh dalam
keperawatan : misalkan untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu kesehatan
terbaru, seorang perawat harus selalu melek informasi. Untuk memperbarui dan
menambah ilmu/informasi tentang kesehatan. Seorang perawat bisa mendapatkannya
dan melatih kemampuan wawasan akademiknya, misalkan salah satu caranya bisa
mengikuti seminar tentang kesehatan.
Terima kasih sudah membuka
dan membaca blog saya.
Wassalamualaikum Wr.
Wb...
No comments:
Post a Comment