Monday, September 24, 2018

The 7 Habits of Highly Effective People


Assalamualaikum Wr. Wb...
Perkenalkan nama saya Reza Azis Saputra, akan sedikit menguraikan ringkasan materi dari buku yang berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People” karya Stephen R. Covey.
Setiap manusia pasti memiliki kebiasaan, kebiasaan itu bisa terpetakan dalam dua hal, yakni kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Stephen R. Covey dalam bukunya yang berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People” memaparkan kepada pembacanya ada 7 kebiasaan manusia yang bisa dipraktikkan agar hidup bisa lebih produktif dan efektif.

Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain.
Contoh dalam kehidupan : sikap yang ditunjukkan oleh para aktivis lingkungan hidup untuk membersihkan sampah di sungai. Ini merupakan sikap proaktif untuk menjaga lingkungan agar sampah tidak menumpuk di sungai yang dapat mengakibatkan banjir.
Contoh dalam keperawatan : seorang perawat yang mengganti balutan kotor dengan yang bersih pada pasien yang mengalami luka fisik. Dalam kondisi seperti ini perawat harus harus tanggap, sabar, dan penuh perhatian terhadap pasiennya. Karena tanggung jawab seorang perawat di sini untuk melindungi luka dari infeksi/kontaminasi dan untuk meningkatkan penyembuhan lukanya. Jika perawatnya menganggap kondisi ini sepele dan penanganannya terlambat, bukan tidak mungkin justru luka yang dialami pasien bertambah parah.

Kebiasaan 2 : Merujuk pada Tujuan Akhir
Didasarkan oleh imajinasi, kemampuan untuk melihat sesuatu yang ada dipikiran Anda yang belum dapat dilihat oleh mata Anda. Ketika seseorang membayangkan sesuatu yang positif dan bergerak ke arah kesuksesan, biasanya orang itu akan mendapatkan apa yang ada di pikirannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataaan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya.
Contoh dalam kehidupan : berdasarkan pengalaman saya dulu. Contoh kecilnya saya dulu ingin sekali mempunyai peliharaan burung lovebird, saya tidak terlalu berani untuk meminta uang kepada orang tua saya, karena harga burung tersebut memang lumayan mahal dibandingkan dengan jenis burung peliharaan yang lain. Alhasil alternatif solusinya yakni dengan menyisihkan uang jajan saya untuk di tabungkan. Setelah uang tabungan tersebut terkumpul banyak, saya belikan burung keinginan saya. Nah jadi di sini kaitannya dengan kebiasaan ke-2 yaitu, saya rela menyisihkan/mengurangi penggunaan uang jajan saya, demi mewujudkan memiliki hewan peliharaan keinginan saya.
Contoh dalam keperawatan : sebagai seorang perawat yang profesional sejatinya memandang klien sebagai manusia secara total, dimana ada keterkaitan antara fisik, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks, dan lingkungan. Dengan memahami kondisi dari semua aspek klien tersebut, seorang perawat tentunya harus bisa memenuhi kebutuhan dari semua aspek itu, karena semua bentuk praktik keperawatan tujuannya adalah membantu kesembuhan klien secara menyeluruh.        

Kebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
Contoh dalam kehidupan : contoh kecilnya di saat jatah uang biaya hidup saya menipis. Pada saat itu saya ingin sekali membeli camilan sementara persediaan beras sudah hampir habis. Kalau saya membeli camilan takutnya uang saya tidak cukup untuk membeli beras. Sebenarnya saya mau sekali membeli camilan kesukaan saya itu, namun kalau saya membeli camilan itu otomatis uang untuk membeli beras dan temannya tidak akan cukup. Jadi karena beras itu makanan pokok, terpaksa uang tersebut saya pergunakan untuk membeli beras.
Contoh dalam keperawatan : seorang perawat dengan terpaksa menunda pelayanan terhadap klien untuk sejenak, karena perawat memprioritaskan dulu klien yang mengalami masalah yang gawat dan darurat.

Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung dengan istilah “kita”, bukannya “aku”. Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
Contoh dalam kehidupan : saya mau belanja kebutuhan sehari-hari di minimarket, tapi pada saat itu saya lagi malas jalan karena ke jarak ke minimarket itu lumayan jauh. Pada waktu itu saya didatangi teman saya, dia meminta saya untuk mengantarnya mengambil uang di ATM dengan menggunakan sepeda motor. Kebetulan sekali ATM yang dia tuju berdampingan dengan minimarket yang saya tuju. Kemudian dengan senang hati kami berdua berangkat bersama-sama mengendari sepeda motor.
Contoh dalam keperawatan : seorang perawat senior membantu atau memberikan arahan kepada perawat junior yang mengalami ketidakmengertian atas intruksi dokter untuk melayani klien karena kurang berpengalaman. Dari sini kita bisa mengambil hikmahnya secara tidak langsung kalau perawat seniornya membantu perawat junior secara tulus, maka insyaallah perawat senior mendapatkan pahala, serta di satu sisi lagi reputasi perawat di mata klien akan baik. Karena bukan tidak mungkin kalau tidak dibantu oleh perawat senior, pelayanan perawat junior bisa tidak sesuai, dan dapat menimbulkan permasalahan.  

Kebiasaan 5 : Berusaha untuk Memahami Terlebih dulu, Baru Dipahami
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Contoh dalam kehidupan : berdasarkan pengalaman saya di kelas saat KBM. Ketika dosen sedang ceramah ataupun mahasiswa sedang presentasi, ada saja segelintir mahasiswa yang tidak memperhatikan/memahami apa yang sedang disampaikan di depan. Mereka sibuk dengan main handphone dan ada juga yang mengobrol. Dari contoh masalah ini menunjukkan contoh yang bertentangan dengan kebiasaan yang ke-5.
Contoh dalam keperawatan : ketika seorang perawat dihadapkan dengan masalah dari klien yang protes. Salah satu cara yang baik yaitu dengan menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandangnya. Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau atau diagnosanya mungkin salah.

Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga, bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaanperbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang.
Contoh dalam kehidupan : ketika dalam mengerjakan tugas kelompok. Pada saat mendapatkan tugas kelompok dengan batas waktu penyelesaian yang relatif sebentar, peran dari setiap anggota kelompok sangat dibutuhkan. Dengan waktu yang singkat anggota kelompok membagi-bagi tugas, ada yang mencari materi dan ada yang meyusun tugasnya. Dengan kerja sama meskipun dengan waktu yang sebentar tugas bisa diselesaikan dengan baik.
Contoh dalam keperawatan : misalnya ketika perawat mau melakukan operan. Perawat yang yang diganti atau mengganti jaga berdiskusi dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah, dan yang belum dilaksanakan serta hal-hal penting yang lainnya yang perlu dilimpahkan. Dengan menjalin hubungan kerja sama yang baik dan bertanggung jawab antar anggota tim perawat, permasalahan klien dapat diatasi dengan baik dan ringan.

Kebiasaan 7 : Mengasah Gergaji
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus-menerus (memaksimalkan kemampuan yang kita milki) dalam keempat bidang kehidupan dasar: fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita utnuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya.
Contoh dalam kehidupan : ada anak yang ingin mengikuti kompetensi bernyanyi, tetapi tidak mempunyai bakat bernyanyi. Meskipun tidak punya bakat bernyanyi tetapi kalau anak itu punya niat yang sungguh-sungguh, peluang menjadi penyanyi yang baik tentu ada. Caranya yaitu dengan mengikuti les vokal dan melatih secara rutin atau terus menerus, dan tentunya perlu dukungan dari orang tuanya.
Contoh dalam keperawatan : misalkan untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu kesehatan terbaru, seorang perawat harus selalu melek informasi. Untuk memperbarui dan menambah ilmu/informasi tentang kesehatan. Seorang perawat bisa mendapatkannya dan melatih kemampuan wawasan akademiknya, misalkan salah satu caranya bisa mengikuti seminar tentang kesehatan.

Terima kasih sudah membuka dan membaca blog saya.

Wassalamualaikum Wr. Wb...

No comments:

Post a Comment